Profil Desa Klapasawit

Ketahui informasi secara rinci Desa Klapasawit mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Klapasawit

Tentang Kami

Desa Klapasawit, Kecamatan Kalimanah, merupakan lumbung pangan vital di Purbalingga yang unggul dalam pertanian padi. Didukung oleh sektor peternakan yang terintegrasi, desa ini menjadi model kawasan agraris yang produktif dan berdaya tahan.

  • Lumbung Pangan Utama

    Dengan hamparan sawah irigasi teknis yang sangat luas dan subur, Klapasawit berperan sebagai salah satu pilar utama ketahanan pangan dan pemasok beras andalan di Kabupaten Purbalingga.

  • Pertanian Terpadu

    Sistem pertanian di desa ini terintegrasi secara efektif dengan sektor peternakan (sapi dan unggas), menciptakan model ekonomi sirkular yang efisien dalam penyediaan pakan dan pupuk organik.

  • Sejarah Agraris yang Kuat

    Nama "Klapasawit" yang berarti `sebatang pohon kelapa` mencerminkan akar sejarah desa yang lekat dengan alam dan kesuburan tanah, sebuah identitas yang terus dijaga hingga kini.

Pasang Disini

Terletak di jantung wilayah Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga, Desa Klapasawit membentangkan pesonanya sebagai sebuah kawasan agraris sejati. Berbeda dengan desa-desa tetangganya yang bergeser ke arah industri dan perdagangan, Klapasawit tetap setia pada kodratnya sebagai lumbung pangan, di mana hamparan sawah hijau yang subur menjadi pemandangan utama dan napas kehidupan warganya. Desa ini merupakan representasi ideal dari kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam, menjadikannya salah satu pilar ketahanan pangan terpenting di Purbalingga.

Secara geografis, Desa Klapasawit menempati lahan seluas 211,73 hektar, menjadikannya salah satu desa terluas di Kecamatan Kalimanah. Mayoritas dari lahan tersebut, yakni lebih dari 150 hektar, merupakan sawah irigasi teknis yang produktif sepanjang tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, desa ini dihuni oleh 3.424 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya tergolong ideal, yakni sekitar 1.617 jiwa per kilometer persegi, memungkinkan ruang yang lapang untuk aktivitas pertanian. Desa dengan kode pos 53371 ini secara administratif terbagi menjadi 3 Dusun, 4 Rukun Warga (RW) dan 20 Rukun Tetangga (RT), menopang komunitas yang hidup dalam harmoni dengan alam.

Filosofi di Balik Nama Klapasawit

Seperti banyak nama tempat di Jawa, nama Klapasawit menyimpan sebuah cerita dan filosofi yang mendalam. Nama ini berasal dari dua suku kata, yaitu "Klapa" (Kelapa) dan "Sawit" (satu batang/pohon). Secara harfiah, "Klapasawit" berarti "satu batang pohon kelapa". Menurut cerita tutur yang diwariskan para leluhur, nama ini merujuk pada sebuah pohon kelapa tunggal yang tumbuh menjulang tinggi di tengah-langit pemukiman pada masa lalu.

Pohon kelapa tunggal tersebut menjadi penanda alam (tetenger) yang sangat penting dan ikonik bagi masyarakat saat itu. Karena begitu menonjol dan menjadi titik orientasi, masyarakat kemudian menamai pemukiman mereka dengan merujuk pada pohon tersebut. Lebih dari sekadar penanda fisik, nama Klapasawit juga mengandung makna filosofis. Pohon kelapa dikenal sebagai tanaman yang seluruh bagiannya memiliki manfaat, dari akar hingga pucuk daunnya. Ini menjadi sebuah harapan dan doa agar desa beserta warganya dapat memberikan manfaat yang besar bagi lingkungan sekitar, layaknya filosofi pohon kelapa.

Pilar Ekonomi: Pertanian sebagai Napas Kehidupan

Perekonomian Desa Klapasawit secara mutlak didominasi oleh sektor pertanian. Keberadaan lahan sawah yang luas dan subur serta didukung oleh sistem irigasi teknis yang andal menjadikan pertanian sebagai profesi utama dan sumber pendapatan paling vital bagi mayoritas warganya.

Lumbung Padi Kabupaten Purbalingga

Klapasawit dikenal luas sebagai salah satu lumbung padi andalan di Kabupaten Purbalingga. Para petani di desa ini memiliki etos kerja yang tinggi dan pengetahuan agronomi yang diwariskan secara turun-temurun, dipadukan dengan penerapan teknologi pertanian modern. Mereka mampu melakukan tanam hingga tiga kali dalam setahun dengan produktivitas panen yang sangat baik.

Hasil panen padi dari Klapasawit tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan pangan warga desa, tetapi menjadi komoditas utama yang dipasok ke berbagai pasar dan penggilingan padi di Purbalingga. Peran strategis ini menjadikan Klapasawit sebagai salah satu garda terdepan dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga beras di tingkat regional. Keberhasilan sektor ini didukung oleh aktifnya kelompok-kelompok tani (Gapoktan) yang menjadi wadah koordinasi, penyuluhan, dan distribusi bantuan pertanian.

Sistem Pertanian Terpadu dengan Peternakan

Keunggulan sistem pertanian di Klapasawit terletak pada model integrasi yang efisien dengan sektor peternakan. Banyak keluarga petani yang juga beternak sapi, kambing, atau unggas sebagai usaha sampingan. Sinergi ini menciptakan sebuah siklus ekonomi yang saling menguntungkan dan ramah lingkungan.

Limbah pertanian, seperti jerami padi, tidak dibuang percuma melainkan diolah menjadi pakan ternak yang bernutrisi. Sebaliknya, kotoran dari hewan ternak dikumpulkan dan diolah menjadi pupuk kandang atau pupuk organik yang digunakan untuk menyuburkan kembali lahan sawah. Model pertanian terpadu ini mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia, menekan biaya produksi, dan menjaga kesehatan serta kesuburan tanah dalam jangka panjang.

UMKM Penunjang Pertanian

Meskipun tidak memiliki industri manufaktur yang besar, di Klapasawit tumbuh UMKM yang berfungsi menunjang sektor pertanian. Usaha penggilingan padi skala kecil hingga menengah tersebar di beberapa titik, melayani kebutuhan petani untuk mengolah gabah menjadi beras. Selain itu, terdapat pula usaha pembuatan makanan ringan atau jajanan pasar yang bahan bakunya berasal dari hasil pertanian lokal, memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat, khususnya kaum ibu.